Iklan feed

,

Iklan

 



Laba Gudang Garam anjlok 87,3% di semester 1 2025 akibat beacukai naik dan peminat rokok legal menurun !

Naratawa
Minggu, 24 Agustus 2025, Agustus 24, 2025 WIB Last Updated 2025-08-24T12:48:23Z
Foto ilustrasi,  Sumber : cnbcindonesia

Naratawa.id - Gudang Garam merupakan perusahaan produsen rokok kretek terbesar dari Indonesia yang didirikan tahun 1956 oleh Surya Wonowidjojo.

Bermula sebagai usaha kecil di Kediri, perusahaan ini tumbuh pesat dan kini menjadi salah satu raksasa di industri rokok nasional. Nama Gudang Garam sendiri berasal dari mimpi pendirinya, yang menginspirasi identitas produk rokok yang khas dengan cita rasa tembakau lokal.

Selain rokok konvensional, perusahaan ini juga mulai merambah ke segmen lain seperti rokok elektrik dan bisnis non-rokok guna memperkuat bisnisnya di tengah kompetisi yang ketat.

Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 87%


Laporan keuangan terbaru hingga semester pertama 2025 menunjukkan penurunan laba bersih yang sangat tajam, mencapai 87,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih yang dilaporkan hanya sebesar Rp 117,1 miliar, jauh menurun dari Rp 925,5 miliar pada semester I-2024. Penurunan ini sungguh mengejutkan dan menjadi sinyal penting bagi para pelaku pasar dan investor.

Pendapatan perusahaan juga turun 11,4% menjadi Rp 44,36 triliun dari sebelumnya Rp 50 triliun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya konsumsi rokok akibat kebijakan cukai yang makin ketat. Selain itu, harga rokok yang naik akibat kenaikan cukai membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga mempengaruhi volume penjualan.

Nilai Saham Gudang Garam Saat Ini


Sobat naratawa, selain kondisi laba yang anjlok, nilai saham Gudang Garam di pasar modal juga ikut mengalami tekanan signifikan. Per tanggal 21 Agustus 2025, harga saham PT Gudang Garam Tbk (kodesaham GGRM) berada di kisaran Rp 8.675 per lembar saham.

Harga ini menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan jika kita bandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, pada puncaknya di awal tahun 2019, harga saham Gudang Garam pernah mencapai level sekitar Rp 100.000 per lembar. 

Penurunan harga saham saat ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek bisnis perusahaan yang tengah menghadapi tekanan tajam dari regulasi cukai, menurunnya penjualan rokok konvensional, serta profitabilitas yang merosot drastis.

Mayoritas analis pasar memberikan rekomendasi jual terhadap saham GGRM dengan target harga rata-rata sekitar Rp 5.600 hingga Rp 6.475 dalam 12 bulan ke depan, yang menunjukkan potensi turun nilai hingga sekitar 27% dari harga sekarang. 

Ini juga mengindikasikan sentimen pasar yang masih pesimis terhadap pemulihan cepat dari sisi fundamental usaha Gudang Garam di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan saat ini.

Iklan ads