Iklan

Iklan feed

,

Iklan

 



China Tawarkan Gaji 1,6 Miliar Agar Ilmuan China Kembali Ke Tanah Air !

Naratawa
Selasa, 27 Mei 2025, Mei 27, 2025 WIB Last Updated 2025-05-28T01:17:01Z
Gambar ilustrasi
Naratawa.id - Pemerintah China meluncurkan program yang sangat ambisius dengan tawaran kompensasi menggiurkan dan fasilitas riset kelas dunia untuk meminta peneliti berkualitas keturunan tiongkok kembali ke tanah air.

Program ini secara khusus menargetkan para ilmuwan dan peneliti berkebangsaan China yang selama ini mengembangkan karier cemerlang di luar negeri untuk melanjutkan dan berkiprah di tanah air sendiri.

Strategi Brilian China Memanfaatkan Krisis Riset Amerika dalam situasi Geopolitik


Dalam situasi geopolitik yang terus memanas dan pemotongan drastis anggaran penelitian di Amerika Serikat, China mengambil langkah cerdas dengan meluncurkan program rekrutmen revolusioner.

Menurut laporan eksklusif South China Morning Post, inisiatif ambisius Beijing ini hadir di saat yang tepat ketika banyak peneliti mulai mempertanyakan masa depan akademik mereka di Amerika, terutama pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada Januari 2025.

Tawaran Gaji Fantastis yang Sulit Ditolak


Seorang ahli geologi senior di Beijing mengungkapkan detail mengejutkan dari program ini. Posisi doktoral kini ditawarkan dengan paket kompensasi mencapai USD100.000 per tahun, setara dengan Rp1,6 miliar untuk kontrak tiga tahun.

"Angka ini menunjukkan komitmen serius pemerintah China. Gaji yang ditawarkan bahkan dua kali lipat dari standar dari gaki doktoral baik di China maupun Amerika Serikat, bahkan setara dengan penghasilan asisten profesor," jelasnya dalam wawancara eksklusif.

Paket kompensasi ini bukan hanya soal gaji besar, tetapi juga mencakup fasilitas penelitian canggih, kebebasan akademik yang dijamin, dan lingkungan riset yang mendukung inovasi tanpa tekanan politik berlebihan di Negeri China .

Eropa Ikut Memanfaatkan Momentum dengan Program Miliaran Euro


China bukan satu-satunya negara yang memanfaatkan kegelisahan akademik Amerika. Uni Eropa bergerak agresif dengan meluncurkan kampanye "Pilih Eropa untuk Sains" yang dipimpin Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Program ambisius ini mengalokasikan €500 juta (sekitar Rp8,7 triliun) untuk menjadikan Eropa sebagai magnet baru para peneliti global. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menambahkan €100 juta (Rp1,7 triliun) khusus untuk rekrutmen ilmuwan internasional


Nah, dari sengitnya persaingan Geopolitik dan Geoekonomi negara besar memanfaatkan momentum saat Amerika mulai melemah untuk merekrut anak bangsanya sendiri yang sudah mempunyai skill dalam bidangnya untuk pulang ke tanah air demi mempertahankan kemakmuran tanah kelahirannya dengan tawaran kesejahteraan yang memggiurkan dan susah di tolak .

Indonesia kapan ? Apa masih mempertahankan #kaburajadulu terus di gaungkan ?


(Ez/naratawa)
Baca Juga di Google News

Iklan ads