Iklan

Iklan feed

,

Iklan

 



Ramai Boikot Trans7 karna Tayangan yang di anggap Melecehkan Tokoh agama dan Instansi Pesantren !

Naratawa
Senin, 13 Oktober 2025, Oktober 13, 2025 WIB Last Updated 2025-10-14T01:23:35Z

Naratawa.id - Tagar #BoikotTrans7 tiba-tiba ramai diperbincangkan di media sosial, terutama di kalangan santri dan masyarakat pesantren.

Gelombang protes ini muncul setelah Trans7 menayangkan salah satu episode program XPOSE dengan judul yang dianggap provokatif :

“Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang begini kehidupan di pondok?”

Cuplikan tayangan tersebut tersebar luas di TikTok dan Instagram sehingga memicu kemarahan publik.

Banyak pihak yang menilai konten tersebut telah melecehkan martabat kiai, santri, dan lembaga pondok pesantren. 


Tayangan yang awalnya diduga sebagai bentuk kritik sosial justru dinilai menyudutkan kehidupan santri dan pesantren melalui narasi yang tidak berimbang serta berpotensi menimbulkan salah persepsi.

Dinilai Tayangan Tidak Netral dan Mengandung Unsur SARA


Tiba² tayangan itu menjadi publik sangat marah karna publik menilai penyajian tayangan tersebut terlalu membahayakan ranah keagamaan. 

Narasi dianggap merendahkan martabat tokoh agama dan santri.

Konten tidak netral , karena menyoroti kehidupan pesantren secara sepihak dan tanpa konfirmasi langsung dari pihak terkait.

Isu ini menjadi sensitif sekali dikarenakan dalam beberapa waktu terakhir ini, media sosial sering memunculkan pemberitaan yang mengupas penuh seputar isu santri atau pondok pesantren tanpa dasar yang jelas, sehingga tayangan di Trans7 ada moment yang sangat hangat sekali relasinya dengan isu pesntren sebelumnya .

Kayaknya hingga kini, pihak Trans7 belum memberikan klarifikasi resmi mengenai maksud dan tujuan tayangan tersebut.

Kami berharap, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan teguran keras terhadap tayangan yang dianggap mengabaikan etika jurnalistik dan tanggung jawab kultural terhadap komunitas pesantren. 

Begitu Juga Meskipun dalam perihal jurnalis ada kebebasan Pers , namun tayangan ini kelewatan yang bisa berlawanan dengan kode etik dewan Pers. 

Semoga ini jadi Pelajaran besar dan berharga di dunia Pers, Bahwa tidak semua yang sangat bebas dan sangat transparan dalam liputan itu jadi prinsip yang baik, sebelum kita tau konteks dan realitanya . 

Iklan ads