![]() |
| Gambar Ilustrasi |
Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan diperingati oleh seluruh dunia karena merupakan Hari Internasional yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum.
Peringatan ini di sematkan secara resmi oleh semua 193 Negara Anggota PBB dan berbagai lembaga internasional. Peringatan ini bersifat global, tetapi setiap negara dan organisasi memiliki kegiatan spesifik dan berbeda - beda .
Peringatan ini dilatar belakangi oleh historis yang kelam namun heroik, yakni pembunuhan tragis tiga aktivis politik perempuan di Republik Dominika, Saudari Mirabal—Patria, Minerva, dan María Teresa—pada tahun 1960 dikenal sebagai "Las Mariposas" mereka dibunuh atas perintah diktator Rafael Trujillo karena perlawanan mereka terhadap rezimnya. Pembunuhan brutal ini menjadi simbol abadi dari kekerasan politik yang diarahkan kepada perempuan.
Pada tahun 1981, aktivis perempuan Amerika Latin menetapkan 25 November sebagai hari peringatan informal. Hampir dua dekade kemudian, pada 17 Desember 1999, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengadopsi resolusi untuk menjadikan tanggal ini sebagai hari internasional.
Menurut estimasi global terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) UN Women, 1 dari 3 perempuan di seluruh dunia (atau sekitar 30% dari total populasi perempuan berusia 15 tahun ke atas) pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan intim (suami/pacar) atau selain pasangan setidaknya sekali dalam hidupnya.
Grafik tren global tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, melainkan cenderung stabil di angka yang tinggi mulai dari tahun 2000 sampai 2025 terakhir .
Garis grafik ini hampir datar. Ini adalah poin utama yang disampaikan oleh WHO dan UN Women—bahwa meskipun ada upaya, tingkat kekerasan fisik dan/atau seksual terhadap perempuan tidak mengalami penurunan signifikan secara global dan tetap berada di sekitar satu dari tiga perempuan.




