Iklan

Iklan feed

,

Iklan

 



7 Puisi dan Nasehat Gus Mus Paling Populer dan Familiar !

Naratawa
Rabu, 20 Agustus 2025, Agustus 20, 2025 WIB Last Updated 2025-08-21T02:43:35Z
Sketsa Foto Gus Mus , Sumber : Pinterest

Naratawa.id - KH. Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus adalah kiai karismatik, penyair, sekaligus pelukis yang lahir di Rembang, 10 Agustus 1944.

Beliau mengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin di Leteh, Rembang, meneruskan jejak ayahandanya, KH. Bisri Mustofa, ulama besar penulis tafsir al-Ibrīz.

Berikut Puisi dan Nasehat Gus Mus Paling Populer dan Familiar : 


1. Negeri Haha Hihi


Bukan karena banyaknya grup lawak,
maka negeriku selalu kocak
Justru grup-grup lawak hanya mengganggu
dan banyak yang bikin muak
Negeriku lucu, dan para pemimpinnya suka mengocok perut

Banyak yang terus pamer kebodohan
dengan keangkuhan yang menggelikan
Banyak yang terus pamer keberanian
dengan kebodohan yang mengharukan
Banyak yang terus pamer kekerdilan
dengan teriakan yang memilukan
Banyak yang terus pamer kepengecutan
dengan lagak yang memuakkan. Ha ha ...

Penegak keadilan jalannya miring
Penuntut keadilan kepalanya pusing
Hakim main mata dengan maling
Wakil rakyat baunya pesing. Hi hi ...

Kalian jual janji-janji
untuk menebus kepentingan sendiri
Kalian hafal pepatah-petitih
untuk mengelabui mereka yang tertindih
Pepatah petitih, ha ha ...

Anjing menggonggong kafilah berlalu,
Sambil menggonggong kalian terus berlalu

Ha ha, hi hi ...
Ada udang di balik batu,
Otaknya udang kepalanya batu
Ha ha, hi hi

Sekali dayung dua pulau terlampaui
Sekali untung dua pulau terbeli
Ha ha, hi hi

Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
kalian mati meninggalkan utang
Ha ha, hi hi

Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri,
Lebih baik yuk hujan-hujanan caci maki.
Ha ha, hi hi

2. Ngelmu


Akhirnya kutemukan guru  
yang mau mejang 'ngelmu'  
simpanannya kepadaku 

"tapi tak boleh kau tulis," katanya  
"sebab ngelmu bagai napasmu  
mesti merasuk langsung ke sanubari  
jika kau tulis akan mati maknanya  

Jika kau serap lengkap  
kau bisa menjadi manusia rangkap 
Kau bisa berada di mana-mana dalam saat yang sama  

Kau bisa tidur sekaligus jaga  
Kau bisa dibunuh tanpa kehilangan nyawa  
Kau bisa diperdaya sambil memperdaya." 

Syukur ternyata aku bisa  
menyerap 'ngelmu' tanpa menuliskannya 

Suatu hari kurapalkan 'ngelmu' guruku itu  
dan tiba-tiba kulihat diriku ada di mana-mana
  
Rumahku penuh diriku  
di jalanan kulihat diriku  
memacetkan lalulintas  
pasar, terminal, perkantoran,  
hotel, toko, restoran,  
kampus, pesantren, sekolahan,  
sawah, waduk, tegalan,  
mesjid, gereja, tempat hiburan,  
gedung DPR, kebun binatang, taman,  
semuanya penuh sesak oleh diriku.

Aku pun bingung 
kian-kemari mencari-cari diriku sendiri 
yang sebenarnya. 

aku lupa menanyakan kepada guruku  
bagaimana aku kembali  
ke diriku semula  
padahal sang guru kini  
telah tiada.

3. Guruku


Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar

Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu

Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?

4. Di Negeri Amplop


Amplop-amplop di Negeri Amplop
Mengatur dengan teratur
Hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus

Amplop-amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan

Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati

6. Ibuku


Ibu, kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah kawah,
Dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi, yang tergelar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa

Gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam
Mata air yang tak brenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak surga di telapak kakimu

(Tuhan, aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Menyampaikan kasih sayang-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Engkau mengasihi kekasih-kekasih-Mu , Amiin)

7. Negeriku


Mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung

Perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku

Ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku

Mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku

Negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia

Mana ada negeri semakmur negeriku?
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan

Rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi

Iklan ads