Iklan

Iklan feed

,

Iklan

 



Habitat Gajah di Bengkulu Terancam, akibat hutan di babat untuk perluasan sawit !

Naratawa
Jumat, 31 Oktober 2025, Oktober 31, 2025 WIB Last Updated 2025-10-31T13:52:22Z
Sumber : Gren Network Asia

Naratawa.id - Dalam kurun Januari 2024 hingga Oktober 2025 hutan habitat gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) seluas 1.585 hektare di Provinsi Bengkulu hilang dibabat dan dialihfungsikan menjadi tanaman sawit.

Di lansir dari medi antarabengkulu.com Laporan pemantauan lokal dan analisis citra menunjukkan ada puluhan ratusan hingga lebih dari seribu hektare kehilangan tutupan hutan di kawasan Bentang Seblat dalam kurun 2024–2025 — banyak area dibabat untuk kebun sawit, perambahan, dan ada pula titik panas/kebakaran. 

Angka yang dikutip koalisi/pegiat lingkungan berkisar ratusan sampai >1.500 ha tergantung periode dan lokasi yang dihitung.

Selain konversi sawit, ancaman lain adalah penambangan (termasuk batu bara di beberapa kabupaten), penggunaan alat berat pada perambahan, dan kebakaran musiman yang memperburuk kerusakan. 

Namun dalam fenomena ini bukan berarti seluruh hutan habis atau semua gajah hilang dari Bengkulu. Namun kehilangan habitat yang cepat dalam area kunci sangat berbahaya, populasi lokal bisa menurun, tertekan, dan rentan. 

Beberapa sumber menyebut populasi gajah di beberapa wilayah di Bengkulu relatif kecil (angka lokal bervariasi), sehingga setiap kehilangan habitat berdampak besar. 

Di kutip dari media republika.com koalisi juga menduga kuat telah terjadi praktik jual beli lahan di kawasan hutan Bentang Seblat hingga ratusan hektare di wilayah Kabupaten Mukomuko. Wilayah Bentang Seblat sendiri merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) koridor gajah seluas 80.987 hektare atau jalur jelajah terakhir bagi sekitar 50 ekor gajah sumatra yang masih tersisa di Bengkulu.

Area ini merupakan jalur jelajah atau home range gajah Sumatera yang tersisa di Bengkulu, yang diperkirakan hanya tersisa tidak lebih dari 50 ekor.

Iklan ads