Iklan

Iklan feed

,

Iklan

 



Menteri keuangan akan mengurangi nol di setiap mata uang rupiah , Apa Manfaat dan dampaknya ?

Naratawa
Sabtu, 08 November 2025, November 08, 2025 WIB Last Updated 2025-11-09T06:19:53Z
Menteri keuangan akan mengurangi nol di setiap mata uang rupiah ( Redenominasi ) 
Naratawa.id - Pada wacana Redenominasi Rupiah yang kembali diangkat oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Redenominasi adalah kebijakan penyederhanaan nilai mata uang dengan menghilangkan jumlah nol tanpa mengurangi nilai intrinsik atau daya beli masyarakat.

​Contoh yang Anda sebutkan, mengubah Rp100.00 (asumsi ini merujuk pada Rp100.000) menjadi Rp100 (atau lebih tepatnya, yang sering dibahas adalah Rp1.000 menjadi Rp1), adalah inti dari redenominasi.

​Berikut adalah fungsi dan manfaat utama dari kebijakan Redenominasi secara rinci :

Fungsi dan Manfaat Redenominasi Rupiah
​Redenominasi ditujukan untuk mencapai beberapa tujuan ekonomi dan psikologis yang penting:

1. Efisiensi dan Penyederhanaan Transaksi


Mempermudah Perhitungan : Dengan menghilangkan tiga nol (misalnya, dari Rp1.000 menjadi Rp1), perhitungan keuangan, akuntansi, dan transaksi sehari-hari menjadi jauh lebih sederhana. Ini mengurangi risiko kesalahan pencatatan, baik secara manual maupun dalam sistem digital.

Administrasi Keuangan yang Ringkas : Penulisan dalam laporan keuangan, pembukuan perusahaan, dan sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menjadi lebih ringkas, menghindari angka-angka yang terlalu panjang (misalnya, triliunan rupiah ditulis dengan banyak nol).

Ilustrasi Redenominasi Rupiah

​2. Peningkatan Kredibilitas dan Citra Mata Uang


Persepsi Nilai Mata Uang : Nominal rupiah yang besar (dengan banyak angka nol) sering secara psikologis memberikan kesan nilai mata uang yang lemah di mata internasional. 

Redenominasi diharapkan dapat memperkuat citra rupiah dan menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia semakin stabil dan matang.

Daya Saing Global : Mata uang dengan nominal yang lebih rasional dapat meningkatkan persepsi positif dan kredibilitas di kancah global, terutama bagi investor asing.

​3. Dukungan terhadap Transformasi Digital


Sistem Pembayaran Digital : Di era digital, sistem pembayaran dan teknologi keuangan (FinTech) menuntut kesederhanaan angka. 

Redenominasi akan memperlancar integrasi sistem keuangan digital dan mempermudah masyarakat serta pelaku usaha beradaptasi dengan teknologi keuangan modern.

​4. Stabilitas Ekonomi dan Daya Beli


Stabilitas Nilai Rupiah : Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga nilai rupiah yang stabil dan memelihara daya beli masyarakat. Redenominasi dilakukan saat kondisi ekonomi stabil (berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai uang yang dilakukan saat ekonomi tidak sehat).

Tidak Mengubah Daya Beli : Ini adalah poin kunci. Redenominasi tidak sama dengan pemotongan nilai uang. Nilai barang dan jasa juga disederhanakan secara proporsional. 

Contoh : Jika harga baju sebelum redenominasi adalah Rp100.000, setelah redenominasi menjadi Rp100. Daya beli uang Rp100.000 lama sama dengan daya beli uang Rp100 baru.

Berikut ringkasan manfaat dan dampak redenominasi .



Berikut adalah beberapa contoh negara yang pernah meredenominasi mata uangnya:


Turki (2005) : Menghilangkan 6 angka nol dari Lira Turki.

Zimbabwe (berkali-kali, terutama 2009) : Mengalami beberapa kali redenominasi karena hiperinflasi yang parah.

Brasil (1994) : Meluncurkan Real Brasil dan menghilangkan 3 angka nol.

Rusia (1998) : Menghilangkan 3 angka nol.

Hungaria (1946) : Salah satu redenominasi terbesar dalam sejarah.

Jerman (1923) : Mengganti mata uang setelah hiperinflasi.

Argentina (berkali-kali) : Melakukan beberapa operasi redenominasi.

Venezuela (berkali-kali) : Melakukan redenominasi untuk mengatasi hiperinflasi yang serius.

​Redenominasi ini dilakukan dengan berbagai alasan, yang paling umum adalah untuk mengatasi inflasi tinggi atau hiperinflasi, serta untuk mempermudah transaksi dan perhitungan ekonomi.

Iklan ads